Yogyakarta, Sabtu (11/10/2025) — SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta menggelar kegiatan Pengajian Keluarga Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) pada Sabtu pagi, 11 Oktober 2025, pukul 08.00–10.30 WIB. Kegiatan yang berlangsung di lapangan upacara sekaligus lapangan olahraga sekolah ini dihadiri oleh seluruh GTK beserta keluarga dengan suasana hangat dan penuh kebersamaan.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Sekolah, Ibu Fitri Sari Sukmawati, M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan terima kasih atas kehadiran keluarga besar SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta serta menjelaskan bahwa tujuan pengajian ini adalah mempererat silaturahmi dan memperkenalkan lingkungan kerja kepada keluarga GTK.
“Melalui pengajian keluarga ini, kami ingin keluarga para guru dan tenaga kependidikan lebih mengenal lingkungan kerja kami di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta,” tutur Ibu Fitri.
Beliau juga menjelaskan bahwa lokasi pengajian berada di lapangan yang multifungsi sebagai lapangan olahraga. “Di lantai atas terdapat laboratorium kimia dan biologi, di bawahnya ada aula pertemuan serta laboratorium fisika, sementara lantai dasar digunakan untuk parkir,” jelasnya. Ibu Fitri menambahkan bahwa Kampus 1 di Jalan Pierre Tendean digunakan untuk kegiatan pembelajaran, ruang guru, tata usaha, dan ruang kepala sekolah. Sedangkan Kampus 2, yang terletak di sebelah gedung utama, difungsikan untuk area parkir siswa, asrama (boarding), masjid, serta ruang gamelan.
Acara dilanjutkan dengan tausiahnya Ustadz H. Saebani, M.A., M.Pd. yang memberikan ceramah penuh makna tentang kehidupan, keikhlasan, dan nilai-nilai Islami dalam dunia pendidikan. Dalam penyampaiannya yang ringan namun mengena, beliau menuturkan bahwa “di Muga banyak setan, karena setan tidak mencari gaji, tetapi mencari rezeki. Gaji datang dari manusia, sementara rezeki datang dari Allah.”
Beliau menegaskan bahwa rezeki sejati tidak hanya berupa uang, tetapi juga anak yang saleh, tubuh yang sehat, umur panjang, dan hati yang tenang. Menurutnya, banyak orang kini sulit tepat waktu meskipun memiliki jam mahal, namun bisa sangat tepat waktu bila urusannya dengan gaji, maka manusia perlu memperbaiki niat dan disiplin.
Ustadz Saebani juga menyampaikan refleksi menarik tentang periode kehidupan manusia:
- 0–20 tahun: masa menyenangkan,
- 20–40 tahun: masa mawaddah (usia bercinta),
- 40–60 tahun: masa warahmah (usia kasih sayang),
- 60–80 tahun: masa husnul khatimah.
Beliau menegaskan pentingnya tiga amal yang tidak terputus: sedekah jariyah, anak yang saleh, dan ilmu yang bermanfaat. Guru, katanya, akan mendapatkan pahala berlipat karena ilmunya terus diamalkan.
Dalam ceramahnya, Ustadz Saebani juga mengingatkan agar tidak mudah marah, sebab orang yang mampu menahan amarah akan memiliki hati yang tenang dan jarang sakit. “Mari kita menjadi guru yang sejati, bukan sekadar kebetulan menjadi guru,” pesannya.
Beliau juga memperkenalkan konsep 5T sebagai tuntunan hidup Islami:
- Ta’aruf (saling mengenal dan bersosialisasi),
- Ta’allum (saling belajar),
- Taqwim (membentuk kepribadian dan memperbaiki diri),
- Ta’awun (saling menolong dan berbagi),
- Tausiah (saling menasihati dalam kebaikan).
“Pendidikan sejati adalah memanusiakan manusia,” tegasnya. “Jangan sampai kita meninggal sebelum benar-benar menjadi Muhammadiyah yang kaffah.”
Kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan makan bersama seluruh keluarga besar SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat ukhuwah Islamiyah, keteladanan guru, sehingga menjadi pribadi yang sukses di rumah tangga, sukses di tempat kerja, dan sukses di masyarat.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!