MUHAMMADIYAH, YOGYAKARTA—Salat adalah salah satu dari rukun Islam yang lima, merupakan ibadah mahdlah. Dengan kata lain, salat sebagai ibadah yang semata-mata ditujukan kepada Allah SWT. Demikian pentingnya salat itu bagi seorang mukmin, maka salat itu membedakan apakah seseorang itu mukmin atau kafir.
Berdasarkan hadis: “Diriwayatkan dari Jabir, ia berkata: bersabda Rasulullah saw: Perbedaan antara laki-laki yang mukmin dengan laki-laki yang kafir ialah meninggalkan salat.” [HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah]. Firman Allah SWT:“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat. (yaitu) Orang-orang yang lalai dari salatnya.” [QS. al-Ma’un (107): 4-5].
Demikian pentingnya salat bagi seorang muslim, maka salat itu diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw sendiri dengan lengkap, bukan saja bacaan yang dibaca dalam salat itu, tetapi juga cara-cara, gerakan-gerakannya, bahkan bagaimana keharusan khusyu’ dalam mengerjakannya. Berdasarkan hadis:“Diriwayatkan dari Malik bin al-Huwairits ra., ia berkata: bersabda Rasulullah saw: Salatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku salat.” [HR. al-Bukhari].
Dari hadis-hadis dan ayat di atas, dapat difahami bahwa dalam mengerjakan salat itu kita harus mengikuti cara-cara Nabi saw melakukannya, sejak dari cara takbir, cara berdiri, cara ruku’, cara i’tidal, cara sujud, cara duduk antara dua sujud, cara duduk tahiyat awal, cara duduk tahiyat akhir, salam, dan membaca bacaan sesuai dengan yang diajarkan beliau. Hal ini merupakan perintah dari Rasulullah saw yang wajib kita lakukan jika ingin salat kita diterima oleh Allah SWT.
Dengan kata lain, tidak benar salat dikerjakan dengan bacaan selain bacaan yang diajarkan oleh Rasulullah saw, termasuk dalam hal ini adalah salat dengan bacaan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain. Wallahu a’lam bish-shawwab.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!